63 tahun sudah negara Republik Indonesia ini merdeka. Namun, masalah pelik yang dihadapi negeri ini seolah-olah makin banyak saja. Apalagi adanya kejatuhan ekonomi global semakin membuat pemerintah memeras otak. Belum lagi adanya masalah-masalah sosial yang timbul di masyarakat seperti: kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, dsb. membuat semakin kompleks saja tantangan yang dihadapi Indonesia dewasa ini.Hal tersebut diperparah lagi dengan beberapa hal buruk yang sering dilakukan masyarakat terutama yang dilakukan generasi penerus bangsa kita, antara lain:
1. Tawuran
Tawuran seakan-akan sudah membudaya bagi generasi muda kita saat ini. Baru-baru ini kita sering melihat berita di TV tentang tawuran antar-mahasiswa di Jakarta. Itu merupakan bukti bahwa "budaya" tawuran ini masih ada dan tumbuh subur di bumi Indonesia ini. Pada umumnya, tawuran itu disebabkan antara lain: ingin menunjukkan kehebatan diri, dendam karena sesuatu yang terkadang tidak jelas, gengsi, pengaruh pihak-pihak eksternal, dsb. Yang semakin membuat saya geleng kepala :sigh: adalah tidak sedikit dari pelaku tawuran itu yang tidak tahu apa-apa alias cuman ikut-ikutan.Penting gak sih!!! pucca_love_13 Padahal, masih banyak orang lain yang tidak bisa bersekolah karena kurang mampu, eh...yang mampu sekolah malah tawuran gak karuan :sigh:.
2. Bunuh Diri
Penyakit mematikan yang satu ini mungkin lagi "in" di masyarakat kita. Betapa tidak, kasus bunuh diri ini banyak sekali meramaikan berita-berita di TV. Dari mulai bunuh diri jamaah sekeluarga, bunuh diri gara-gara putus cinta, bahkan ada pula yang bunuh diri gara-gara gak dibeliin motor baru. Ini makin membuat saya geleng kepala karena makin tidak mengerti dengan jalan pikiran si pelaku bunuh diri ini. Mungkin berimbas baik bagi penurunan jumlah penduduk di Indonesia, tapi efek bagi moral bangsa ini yang juga tidak main-main. Satu hal yang sebenarnya perlu dicamkan adalah "Berani hidup jauh lebih mulia daripada berani mati karena putus asa". Kita harus dan musti percaya kalau Alloh SWT tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya dan pasti ada hikmah dan jawaban di balik segala masalah, jadi tidak ada alasan buat putus asa. SAY NO TO KILL YOURSELF!!! *semangat!*
3. Free Sex (maaf kalau terlalu vulgar)
Dalam survei yang digelar di 12 kota besar pada tahun silam, Komisi Nasional Perlindungan Anak alias Komnas Anak mendapatkan hasil yang mencengangkan. Dari lebih 4.500 remaja yang disurvei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 persen remaja sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mengaku pernah berciuman serta happy petting alias bercumbu berat. Yang lebih menyeramkan lagi, 62,7 persen remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Bahkan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi..*oo* Beginikah life style generasi muda kita sekarang? Sungguh ironis memang. Di saat bangsa ini dirudung masalah kompleks yang berkepanjangan, eh...generasi mudanya malah enak-enakan pesta "gituan". Seakan-akan resiko terserang berbagai penyakit seperti AIDS pun tidak membuat jumlah para pelaku "gituan" ini berkurang. Bahkan terkadang dengan bangganya mereka merekamnya dan menyebarkan ke teman-temannya di sekolah...Na'udzubillah.:sigh:
4. Narkoba
Mungkin kasus penyalahgunaan Narkoba ini sudah bukan berita baru lagi. Namun, penggunaan barang haram ini masih saja sering kita temui di lingkungan sekitar kita. Sebenarnya pemerintah juga sudah cukup gencar dalam pemberantasan penyalahgunaan Narkoba ini. Namun, berhubung masalah yang dihadapi pemerintah sangat banyak dan pelik, terkadang persoalan Narkoba ini luput dari pehatian pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah mengharapkan kesediaan masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba ini. Caranya adalah masyarakat diminta untuk bersedia melaporkan segala hal atau peristiwa yang berhubungan dengan transaksi Narkoba. Semoga saja cara tersebut berhasil untuk paling tidak meminimalkan penyalahgunaan Narkoba di negeri tercinta ini.:lamagawa:
5. Mabuk
Baru kemarin waktu Idul Fitri, kita mendengar atau melihat ada berita yang mengatakan bahwa 10 pemuda tewas dalam pesta minuman keras di suatu kota tandu . Hal tersebut semakin membuat saya tak mengerti dengan jalan pemikiran para pemuda ini. Menurut saya, kopi itu lebih enak daripada spiritus, tapi kok mereka justru senang menenggak spiritus yang dioplos dengan bir ya? Saya masih agak maklum kalau mereka pemain sirkus atau kuda lumping, tapi nyatanya mereka bukan keduanya, mereka hanya pemuda-pemudi iseng yang mungkin sudah merasa bebas karena bulan puasa sudah berlalu. Na'udzubillah :argh:, apa gunanya puasa kalau gitu? apa mereka gak puasa? Ah, sudahlah, kita lanjutkan saja..yuk...
6. Judi
Judi yang dimaksudkan di sini bukan hanya judi kartu namun segala hal lain yang berhubungan dengan mengundi nasib dengan menggunakan uang, seperti togel, adu ayam, taruhan, dsb. Namun saya hanya memfokuskan pada judi yang dilakukan oleh generasi muda kita yang umumnya masih bersekolah dan kuliah dan belum mempunyai penghasilan sendiri. Yang saya sesalkan adalah ada dari mereka yang melakukan judi ini karena terinspirasi orang tuanya yang senang berjudi. :sigh:
7. Kriminalitas Lain
Yang dimaksud kriminalitas lain di sini adalah segala perbuatan yang melanggar hukum pidana negara Republik Indonesia selain item-item yang telah disebutkan di atas. Seperti: pencurian, perampokan, pemerkosaan, dsb. tension
Perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan para generasi muda di atas dikarenakan beberapa faktor. Pengaruh media massa saat ini baik TV, radio, internet, maupun suratkabar sering dituding sebagai penyebab utamanya. Namun, kita tidak bisa 100% menyalahkan media sebagai penyedia informasi ini. Selain itu, faktor kemiskinan dan pengangguran di masyarakat juga berpengaruh dalam membentuk perilaku generasi muda kita.
Saat ini, orang tua, sekolah/universitas, masyarakat, dan pemerintah dituntut untuk kompak dalam menanggulangi masalah kenakalan generasi muda ini. Kekompakan itu bisa diwujudkan dengan adanya kerjasama sesuai porsinya masing-masing pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan jasmani dan rohani anak. Misalnya saja: orangtua berkewajiban memberikan perhatian dan pendidikan yang cukup, sekolah/universitas tidak hanya mengajarkan pelajaran akademis saja tapi juga pelajaran budi pekerti dan rohani, masyarakat memberikan contoh bermasyarakat yang baik, negara menyusun kebijakan dan peraturan seperti UU perlindungan anak dan UU pendidikan nasional, dsb.
Saya menulis artikel ini hanya untuk mengingatkan pada kita semua khususnya saya sendiri. Ini hanya sebagai bahan renungan dan referensi bagi kita untuk terus membangun generasi muda bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Maaf, bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca sorry. Bila ada masukan, saran, dan pendapat, silahkan tuangkan di kotak komentar di bawah postingan ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa besok baca OmongOpo.Com lagi ya? :wave: